Metrotvnews.com, Jakarta: Batik sebenarnya sudah lama men-DUNIA. Motif batik dapat dengan mudah dijumpai di berbagai bangsa. Baik dari Benua Biru hingga Benua Hitam. Bagaimana kisahnya hingga batik bisa sampai ke negara-negara di Afrika.
Dr Maria Wronska Friend, dosen sosiologi, arkeologi, dan antropologi dari Universitas James Cook Australia, mengisahkan awal migrasi batik ke Afrika. "Itu bermula saat Indonesia berada di bawah jajahan Inggris. Kala itu Th S Raffles, mulai membuat batik untuk mendapatkan pemasukan. Ketika ia mengekspornya, ternyata sangat disukai," kisahnya saat berbicara dalam acara bincang-bincang dengan tema ‘Batik Indonesia untuk Dunia’. Nah, setelah teknik cap mulai muncul, dengan cara yang mudah dan waktu yang lebih cepat, rakyat lalu mengekspornya sendiri hingga bertemu dengan pangsa pasar potensial di Afrika.
"Meski belum pernah ke Indonesia, warga Afrika ternyata menyukai batik," ujarnya.
Tidak bisa dipungkiri batik Jawa di Afrika digunakan untuk upacara adat, tapi biasanya digunakan sebagai pakaian yang menyerupai gaun untuk kaum pria. Adapun motif yang paling banyak diterapkan ialah garuda dan pagi sore.
Tokoh besar seperti Nelson Mandela juga menggemari batik. Ia diketahui menyukai batik Iwan Tirta kala berkunjung ke Tanah Air pada 1980-an. Mandela menyukai batik yang diberikan pemerintah sebagai souvenir. Ia bahkan menggunakan batik saat menemui Ratu Elizabeth di Istana Buckingham.
"Mandela menyukai motif klasik batik Jawa. Ia tidak pernah meminta motif batik khas afrika, ia hanya mau batik asli Indonesia," kata Dr Maria.
"Maka itu, semenjak digunakan sejak 100 tahun lalu, menurut saya Afrika merupakan pasar yang sangat potensial untuk pemasaran batik. Saya pun menyerukan agar Indonesia bergerak lebih cepat sebelum kesempatan itu diambil alih oleh China," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar