Batik Pekalongan
Dalam catatan sejarah, tidak ada yang tahu pasti kapan batik pekalongan ini muncul di wilayah pekalongan, namun ahli sejarah memperkirakan sekitar tahun 1800.
Ditilik dari sejarahnya, batik ini berakar dari batik Solo dan Yogyakarta yang akhirnya menyebar luas hingga ke wilayah pekalongan. Saat itu, terjadi perang yang mengakibatkan perpecahan di tubuh kerajaan mataram, yang dipimpin oleh Panembahan Senopati. Akibatnya, banyak keluarga raja dan pengikutnya yang mengungsi ke beberapa wilayah.
Salah satunya ke kota Pekalongan, Keluarga raja dan pengikutnya yang mengungsi di wilayah pekalongan mengembangkan tradisi membatik yang sudah ada dan mewariskannya secara turun temurun kepada generasi di wilayah itu. Dalam mengembangkan tradisi membatik, para pembatik tersebut menyesuaikan corak dan motif dengan kondisi penduduk setempat. Sehingga, motif dan corak batik yang dihasilkan pun mengalami akulturasi budaya. Sama-sama batik, namun berbeda dari sisi motif dan perpaduan warna. Lama kelamaan, tradisi batik tersebut berkembang dan hingga saat ini menjadi industri sekaligus matapencaharian bagi ratusan penduduk di wilayah pekalongan.
Sebut saja misalnya : Buaran, pekajangan, Wonopringgo dll. Ratusan penduduk tersebut bergerak menjadi pengrajin dalam industry batik dengan skala kecil dan menengah. Mereka menghasilkan batik dengan berbagai jenis produk setiap harinya. Hingga di wilayah Pekajangan sendiri akhirnya dikenal sebagai wilayah pertenunan untuk pertama kalinya sejak diperkenalkan pada abad 20 silam. Produk yang dihasilkan ialah kain tenun dan stagen dengan proses pembuatan secara sederhana. Masyarkatnya banyak pula yang berkerja disektor dini disamping bertani.
Seperti umumnya industri kecil menengah yang memiliki banyak kendala dan persaingan, industry batik di pekalongan perlu mendapatkan perhatian dari berbagai lapisan masyarakat termasuk pemerintah daerah setempat. Sehingga batik pekalongan tidak kalah saing dengan negara seperti Cina dan Vitenam yang juga memproduksi batik secara massal. Dengan perhatian yang bisa kita berikan, misalnya menggunakan produk batik dalam negeri di berbagai kesempatan, maka kita sudah belajar untuk melestarikan warisan budaya batik yang merupakan kebanggan bangsa Indonesia ini.
0 komentar:
Posting Komentar