Selasa, 27 Agustus 2013




BLORA, suaramerdeka.com - Dukungan yang diberikan pemerintah daerah dan sejumlah pihak kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha batik harus mendapatkan respon yang antusias. Tak hanya yang berada di perkotaan, warga pedesaan dan bahkan yang berada di kawasan hutan juga mulai tertarik menggeluti sekaligus membuka usaha batik.
Pemain baru dalam dunia seni membatik kain tersebut salah satunya adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Asri, Desa Wulung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Motif batik yang diusahakan pun tak jauh dari aktivitas mereka selama ini, yakni desain unggulan batang dan daun jati.

Ketertarikan sejumlah anggota LMDH Wana Asri terhadap batik tulis berawal dari pelatihan membantik yang diprakarsai Asosiasi LMDH Wahana Makarti Wana, Randublatung, beberapa waktu lalu. Adalah Mardji (67) yang membidani usaha ekonomis produktif tersebut di lingkungan LMDH nya.

Butuh ketekunan dan kesabaran, pembelajaran membatik itupun bisa dipahami sejumlah anggota. Merekapun mampu membuat pola serta bisa melakukan pembatikan sampai finishing.

Alasan membuat  motif batang serta daun jati tersebut memang diciptakan karena mereka hidup di lingkungan hutan jati. Adapun bahan dasar yang dipakai adalah dari jenis moriprimisima. Alasannya karena selain tekstur kainnya padat juga daya serap terhadap warna sangat bagus.

Susi (28) dan Iin (35), pembimbing sekaligus juga anggota LMDH Wana Asri menyatakan kendala yang dihadapi adalah minimnya pengetahuan ketrampilan anggota LMDH dalam pembuatan batik. Hal itu beralasan  pasalnya mereka baru mengenal dunia membantik dan pelatihan yang mereka terima baru dasar. Namun bukan berarti pelatihan dasar yang digagas Asosiasi LMDH selama dua hari itu tidak nyantol. Ilmu yang didapat selanjutnya dipraktikkan dan atas kerja keras tim akhirnya mampu dibuat batik tulis.

Karya batik kelompok ibu-ibu di LMDH Wana Asri tersebut sudah ada beberapa potong dengan beberapa kreasi dan warna. Kualitasnya pun bisa dikatakan bagus untuk kelas pemula. Bahkan sudah ada yang melakukan pemesanan beberapa potong untuk dibuat baju. "Sementara ini pemasaran baru pada tetangga sekitar dan kolega saja, saya belum berani memasarkan lebih luas," kata  Mardji.

Pejabat Perhutani  KPH Randublatung yang membidangi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), Eko Arif Munanto, mengatakan pelatihan batik yang dimotori oleh Asosiasi LMDH Wahana Makarti Wana diikuti beberapa LMDH. Namun yang sudah mampu membuat dan berhasil sementara ini salah satunya adalah LMDH Wana Asri.

"Kedepan untuk menambah kemampuan mereka bisa saja diikutsertakan dalam pelatihan atau mendatangkan ahli membatik ke Randublatung," ujarnya.
Diharapkan dengan keterampilan yang dimiliki, para ibu-ibu anggota LMDH itu tergugah untuk berkarya guna menopang ekonomi keluarga melalui usaha batik tulis.

0 komentar:

Posting Komentar