Kamis, 29 Agustus 2013





TEMPO.CO, Magelang-Batik khas Magelang mengusung legenda kampung di Magelang menajdi ciri khas yang unik.

 Kelik Subarjo mengatakan pada tahun 2010 batik Magelang diciptakan. Ide pembuatannya, kata Kelik, lantaran Magelang tidak memiliki keunikan soal batik. Padahal, di beberapa daerah, batik sudah menjadi ciri khasnya. "Tidak ada dalam sejarah kalau Kota Magelang berasal dari nenek moyang pembatik. Padahal waktu itu, pemerintah Kota mencanangkan pembuatan batik khas," kata Kelik.

Saat itupun Kelik  dan  rekannya yang konsen pada batik mulai menciptakan ide untuk motifnya. Akhirnya dipilihlah nama-nama kampung yang terbesar di 17 kelurahan di Kota Magelang.  Kampung yang dipilih sebagai motif adalah yang memiliki legenda atau riwayat unik.

Beberapa kampung yang dipilih seperti Gelangan, Bayeman, Mirikerep, Mantiasih, Kebonpolo, Watertoren, dan Patenjurang. Ia mencontohkan kampung Bayeman dengan motif gambar daun bayam, atau Watertoren dengan motif gambar saluran air Belanda.

Hingga saat ini sudah ada 40 motif batik Magelang. Batik ini terdiri dari batik cap serta tulis. Batik pun sudah dikerjakan oleh delapan Kelompok Usaha Bersama yang terdiri dari ibu rumah tangga, remaja putus sekolah, serta bapak-bapak. "Harga batik bervariatif. Untuk cap dari harga Rp 120.000 dan tulis dari harga Rp 300.000," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar